Danau laut tawar terletak di sebelah timur Kota Takengon, di
dataran tinggi Gayo (1.250 meter di atas permukaan laut), Kecamatan Laut Tawar,
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ia merupakan danau terluas di Propinsi Aceh
dengan luas sekitar 5.472 Ha, panjang sekitar 17 km dan lebar 5,5 km.
Dua bukit yang mengapit danau ini, semakin memperlihatkan
keindahan danau. Penyatuan perairan dan dataran memberi banyak sumber
penghidupan bagi masyarakat, terutama di sekitar dataran tinggi Gayo. Sebutan
laut karena luasnya seperti laut dan sebutan tawar karena airnya tidak asin.
Air tawarnya menyimpan banyak flora dan fauna, salah satunya yang paling
terkenal ialah ikan depik yang merupakan spesies ikan yang hanya ada di Danau
Laut Tawar.
Di lokasi ini pengunjung dapat melihat masyarakat yang bercocok tanam dan memancing. Suatu aktivitas yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitar danau. Komoditi unggulan yang ditanam di dataran tinggi Gayo antara lain, adalah kopi Gayo (kopi arabika) yang sangat terkenal di Jepang, kentang, markisa, tomat, cabe, jagung, dan sayur-sayuran. Hasil komoditi perkebunan yang cukup terkenal adalah jeruk keprok Gayo dan alpukat.
Di lokasi ini pengunjung dapat melihat masyarakat yang bercocok tanam dan memancing. Suatu aktivitas yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitar danau. Komoditi unggulan yang ditanam di dataran tinggi Gayo antara lain, adalah kopi Gayo (kopi arabika) yang sangat terkenal di Jepang, kentang, markisa, tomat, cabe, jagung, dan sayur-sayuran. Hasil komoditi perkebunan yang cukup terkenal adalah jeruk keprok Gayo dan alpukat.
Keberadaan Danau Laut Tawar menjadi kebanggaan masyarakat Aceh. Ia merupakan objek wisata alam
yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Danau ini menjadi
sumber air yang dimanfaatkan tidak hanya oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah, namun juga oleh
masyarakat di kabupaten-kabupaten lainnya.
Beredar
cerita tradisional masyarakat Gayo tentang ikan depik, bentuknya seperti ikan
hias bertubuh ramping bersisik putih berkilau dengan ukuran sebesar jempol
tangan yang hidup di Danau Laut Tawar. Ceritanya, depik berasal dari butiran
nasi yang dibuang ke danau. Ia akan muncul ke permukaan pada musim tertentu,
khususnya pada saat musim hujan. Sebelum musim tiba, gerombolan depik
bersembunyi di selatan danau, di kaki Gunung Bur Kelieten. Depik merupakan
sebuah anugerah Tuhan kepada masyarakat Gayo, meski terus-menerus dikonsumsi,
ia tidak pernah habis.
Tersedia kapal motor yang digunakan
untuk membawa penumpang mengelilingi Danau Laut Tawar. Di sekitar danau
terdapat tempat penginapan bagi para wisatawan yang ingin bermalam di lokasi
itu.
Posting Komentar